Monumen Ir. H. Djuanda

Karena begitu besarnya jasa-jasa yang Beliau berikan untuk bangsa Indonesia, maka dibuatkanlah Monumen sesuai dengan nama Beliau untuk mengenang seluruh perjuangannya bagi bangsa ini. Di area ini banyak pengunjung yang sengaja mengabadikan kunjungannya ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan berfoto di depan monumen Beliau.

Siapakah beliau? Apakah jasa terbesar Ir. H. Djuanda bagi Indonesia?

Ir. H. Djuanda adalah perdana menteri terakhir di era penerapan demokrasi parlementer di Indonesia. Jasa terbesar beliau bagi Indonesia adalah mengumumkan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957. Pada deklarasi tersebut dinyatakan bahwa semua pulau dan laut nusantara adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Sebelum Deklarasi Djuanda, masyarakat internasional hanya mengakui batas laut teritorial adalah 3 mil laut terhitung dari garis pantai terendah.

Akibatnya negara kepulauan seperti Indonesia tersusun dari pulau-pulau yang terpisah oleh perairan internasional. Misalnya antara pulau Sulawesi & Nusa Tenggara terdapat perairan internasional, demikian juga antara pulau Jawa & Kalimantan, dan antara Kalimantan & Sulawesi. Itu artinya kapal-kapal asing bebas berlalu-lalang diantara pulau-pulau Indonesia sehingga akan mempersulit penjagaan kedaulatan wilayah Indonesia.

Pasca Dekalarasi Djuanda tidak ada lagi perairan internasional di antara pulau-pulau nusantara. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan batas-batas laut berada pada pulau-pulau terluar.

Deklarasi Djuanda juga membuat luas wilayah Indonesia bertambah menjadi lebih dari 5 juta km2. Di dalam wilayah perairan Indonesia terdapat belasan ribu pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang puluhan ribu kilometer. Wilayah laut yang sangat luas tersebut menjadikan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah, mulai dari sektor perikanan, sumber daya bioteknologi kelautan, minyak bumi & mineral hingga wisata bahari.

Pada saat diumumkan, Deklarasi Djuanda ditentang oleh Amerika Serikat dan Australia. Namun kemudian berhasil diperjuangkan oleh Djuanda dan para penerusnya seperti Mochtar Kusumaatmadja dan Hasyim Djalal, sehingga konsep negara Nusantara diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB, United Nation Convention on Law of the Sea (UNCLOS) 1982.

Tokoh yang ditangkap Belanda pada saat Agresi Militer II (1948) dan menolak ketika dibujuk Belanda untuk ikut serta dalam Pemerintahan Negara Pasundan, semasa hidupnya beberapa kali memangku jabatan menteri. Beliau juga menjadi Ketua Panitia Ekonomi dan Keuangan Delegasi Indonesia pada perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar) yang berakhir dengan pengakuan Belanda atas kedaulatan Pemerintahan Republik Indonesia.

Salah seorang pendiri Persatuan Insinyur Indonesia yang mengawali karirnya sebagai guru SMA Muhammadiyah di Jakarta pada tahun 1933, setelah menolak tawaran menjadi asisten dosen di Technische Hogeschool ini, meninggal pada tahun 1963 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Jika ingin mengenal lebih dekat kiprah Pak Djuanda, kita dapat melihat-lihat koleksi museum yang berlokasi di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Hutan lindung itu terletak tak jauh dari ujung utara Jalan Dago. Kita sudah sering sekali mendengar nama beliau yang merupakan nama resmi Jalan Dago, tak ada salahnya bila kita juga mengenal kehidupan dan jasa-jasa beliau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batas Wilayah Kecamatan, Kelurahan Dan Kode Pos Di Kota Bandung

Sejarah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda